Senin, 30 September 2013

Penting: Pengalaman Medical Check-Up

Andi Hendra Paluseri

Hari ini saya baru saja menjalani suatu proses pengecekan kesehatan secara menyeluruh yang biasa disebut Medical Check-up di rumah sakit Borromeus Bandung. Adapun kegiatan ini dilakukan sebagai proses terakhir dalam tahap penandatanganan kontrak kerja di PT. Freeport Indonesia. Sebelumnya sudah dilakukan tes administrasi, psikotest, bahasa inggris hingga interview with user.

Nah, meskipun offering contractnya sudah dibacakan, bisa saja kontrak tersebut dibatalkan bila ternyata hasil kesehatan saya tidak begitu baik. Dan ini pada kenyataannya sering terjadi, contohnya saja kasus seorang teman di tahun lalu yang tidak lulus seleksi terakhir PLN karena masalah kesehatannya yaitu tingkat kolesterol dalam tubuhnya berlebih.

Saya datang ke rumah sakit tersebut pukul 8 tepat dan pemeriksaannyapun langsung dilakukan. Namun sebelum itu, saya harus mengisi form-form administrasi yang telah pihak perusahaan sediakan. agak lama dan cukup terkejut karena di lembaran terakhir juga harus menandatangani surat pernyataan kesediaan pemeriksaan HIV/AIDS.

Setelah prosedur administrasi dijalani, tibalah saya harus mengikuti serangkaian medical check-up yang telah ditetapkan :
1. Pengukuran berat dan tinggi badan
Hasilnya berat saya 55 dengan tinggi 168,5. Agak sedikit aneh, kok saya merasa tambah pendek yah?. Bukankah kemarin hasilnya nyampe 169.5. Ah tapi sudahlah cuma 1 cm doang. Namun yang paling menyakitkan ketika si ibu dokter bilang saya terlalu kurus. Aduh, Ibu! kayak gak tau mahasiswa aja.

2. Test Urine
Sebelumnya saya diwajibkan untuk tidak makan selama 12 jam sebelum test dilakukan. Yang diperbolehkan hanya meminum air putih. Nah, ternyata urine yang saya hasilkan berbentuk bening. Karena penasaran akhirnya saya tanyakan ke dokter apakah urine bening yang sedikit kuning itu berbahaya atau tidak. Ternyata tidak, alhamdulillah. Urine bening ataupun kuning disebabkan dari apa yang kita minum, kalau kopi atau teh biasanya kuning namun kalau air bening, biasanya urinenya bening. Ah, untungnya tidak ada tes feses juga. Kalau ada sepertinya akan sedikit berabe, karena saya agak diare tadi pagi. Hehe… , oiya tujuan dari test ini adalah untuk melihat fungsi ginjal masih baik atau tidak, juga untuk melihat penyakit2 lain seperti hepatitis.

3. Test Darah
Tes yang satu ini agak menakutkan, soalnya sudah hampir berapa tahun saya tidak pernah disentuh oleh jarum suntik. Auww, auww, auww!. Tapi, pasrah sepertinya adalah hal terbaik yang harus saya lakukan. Akhirnya jarum runcing itupun menusuk kulit saya yang mulus. Ah, ternyata tidak sakit! perlahan-lahan sang perawat mengganti botol darah yang sudah terisi penuh. Sampai 3 botol Saudara.. Saudara!!. Wah, saya tidak tahu untuk apa 3 botol darah tersebut, mungkin yang pertama untuk test kandungan darahnya, kedua untuk tes HIV-nya yang ketiga untuk didonorkan (Insya Allah berkah deh :P ).
4. Test Paru-paru

Nah, di test ini saya diharuskan untuk meniup suatu alat yang berfungsi untuk mengukur kekuatan tiupan udara yang merepresentasikan kekekuatan paru-paru kita. SAYA MENGULANGNYA SAMPAI BELASAN KALI dan hasilnya tetap saja rendah cuma 68 dari rata-rata 80. Wuahhhh, paru-paru saya agak kurang normal ini. Mamaaaaaaa………… Perjuangan yang sangat panjangpun dilakukan, beberapa jam kemudian setelah test yang terakhir, saya membujuk-bujuk bu dokter untuk diijinkan mengulang kembali test paru-paru ini dan alhamdulillah hasilnya 71. Biasanya kalau sudah 70-an, PTFI sudah bisa menerima hasil tes kesehatan tanpa harus diulang. Nah! saran bagi para pembaca, sebelum medical check-up untuk masuk di perusahaan apapun, berhentilah merokok. Yah barang seminggu, dua minggu sebelum medical check-up ini dilakukan. Agar hasil tiupan anda lebih kencang. Oiya, buat yang bukan perokok (seperti saya) hindari berdekatan dengan perokok aktif karena akan turut mempengaruhi kekuatan paru-paru anda. nah, nasehat saya lagi adalah jangan lupa berolahraga terutama menjelang medical check up ini dilakukan.

5. Test Rontgen
Di test ini, tubuh bagian dalam kita akan dilihat dengan menggunakan sinar rontgen. Saya disuruh telanjang dada lalu menghadap dan mendekatkan tubuh ke alat tersebut. Saat akan dirontgen, saya harus menarik nafas dan menahannya. Lalu difotolah. Hasilnya ada semacam bulatan di perut sebelah kanan saya, apakah itu? dan perawatnyapun tidak mau memberitahukan artinya kepada saya. Yah berdoa saja hasil rontgen kali ini baik. Dan semoga bulatan itu bukan merupakan rahim yang ada pada diri saya hehe :P .

6. Test Mata/Penglihatan
Di test ini, saya dijejali dengan test-test penglihatan dimulai dari mata kanan dan mata kiri. Dari hasil yang saya berikan, sepertinya ada sedikit kesalahan di mata kiri saya. Yah sudahlah, kecil juga. Lalu, masih di test mata, saya ditunjukkan angka-angka yang dirangkai dari beberapa warna. Yah, benar! ini adalah test buta warna.
7. Pengukuran Tekanan darah
Hasilnya cukup baik, kalau tidak salah 110/80. Kata dokternya sih cukup baik untuk seumuran saya.

8. Test Hidung/Penciuman
Si ibu perawat menyuruh saya menutup mata dan menyuruh saya untuk menebaknya. Nah, untuk barang yang pertama adalah benda yang sering saya cium. Tapi kok agak lupa namanya apa yah. Saya tebak lem, si ibu perawat bilang salah. Dikasih klu, kalau itu adalah barang yang sering di rumah sakit. Saya juga tidak punya ide karena lem juga sering ada di rumah sakit. Oh, tak dinyana ternyata benda tersebut adalah alkohol. Hush!. Nah, benda yang kedua saya berhasil menebaknya dengan baik. Benda tersebut adalah kopi.
9. Test Umum
Disini sang dokter menyuruh saya berbaring di tempat pembaringan eh salah di tempat tidur ding :P . Beliau memeriksa hidung, telinga dan mulut saya. Wah, ketahuan deh kalau gigi saya ada yang rusak 1 buah. Kemudian si Ibu menuju ke bagian bawah tubuh saya, agak ke tengah. Sambil menekan-nekan perut saya, beliau menanyakan apakah ada riwayat asma pada diri saya. Dengan lantang dan tegas bergaya sersan dua saya katakan TIDAK ADA BU!. Hehe… Lalu ada test yang lebih unik lagi masih di test umum ini, si Ibu menyuruh saya untuk membuka celana. Aduh, malu ibu!. Dengan patuh saya buka celana saya dan ibu itupun shock bukan main, karena ternyata dia hanya menyuruh untuk membuka celana sampai bokong bukan seutuhnya, untung celana dalam masih melekat di tubuh saya :P . Sambil bergolek ke samping, saya merasakan ada sentuhan jari yang masuk ke anus saya. Haduh, geli bukan main. Setelah selesai, sang dokter memberitahukan bahwa itu untuk mengetes apakah saya ambeien atau tidak.

10. Test Telinga/Pendengaran
Di test ini, saya diberikan earphone dan tombol yang berbentuk mikrofon tapi untuk ditekan. Saya kira, perawat tersebut berkeinginan untuk mendengarkan suara saya yang indah dan merdu ini. Ternyata tombol tersebut digunakan sebagai tanda bahwa saya mendengar suara yang keluar dari earphone.

Ok, 10 test diatas adalah test yang saya lakukan selama medical check-up sebagai kelengkapan sebelum ke Tembagapura juli ini. Bagaimana? sangat komplit kan? yah, itung-itung pengecekan kesehatan gratis yang pertama kali saya lakukan secara lengkap seperti ini.

1 komentar: