Senin, 30 September 2013

Penghargaan Adipura untuk Keamanan

Andi Hendra Paluseri
Mahasiswa Magister Hukum
Universitas Jayabaya
 
Tadi siang (18/5) saya baru saja menghadiri Seminar terkait Rancangan Undang Undang Keamanan Nasional yang menjadi seminar wajib untuk para mahasiswa magister UJ. Adapun pengisi dari seminar tersebut adalah Dr. Ir. Pos M.Hutabarat (Dirjen Potensi Pertahanan) dan Prof Bambang Widodo Umar. Adapun dalam pemaparan artikel kali ini lebih difokuskan pada ide yang muncul dari seminar tersebut. Idenya adalah penghargaan semacam Adipura untuk bidang Keamanan.
 
Selama dua tahun terakhir, Indonesia dikagetkan dengan menjamurnya tindakan kriminal yang dilakukan oleh sekelompok orang-orang yang mengejawantahkan dirinya sebagai “Geng Motor”. Isu ini dimulai dari Kota Kembang-Bandung yang akhirnya membuka tabir gunung es untuk Geng Motor-Geng Motor di kota lain.
 
Merebaknya tindakan-tindakan amoral tersebut di Indonesia mengindikasikan bahwa unsur Keamanan ternyata tidak menjadi prioritas di Indonesia. Keamanan yang sebenarnya merupakan kebutuhan dasar/ basic need (dalam Diagram Maslow), sangat diabaikan di Indonesia.
 
Beda halnya dengan unsur kebersihan, setiap tahunnya Pemerintah menganugerahkan penghargaan Adipura untuk Kota yang dinilai Excellent dalam menjaga dan membangun kebersihan kotanya. Dengan adanya penghargaan ini, tiap kota akan berlomba-lomba untuk terus meningkatkan taraf kebersihan kotanya.
 
Hal yang ironi bukan? dimana tiap kota berlomba-lomba dalam hal kebersihan sementara di sisi lain Basic Need yaitu keamanan tidak diperhatikan dengan baik.
 
Nah, untuk itu diusulkan kepada pemerintah untuk mendorong pemerintah daerah lebih serius dalam menjaga dan meningkatkan taraf keamanan daerahnya masing-masing dengan cara serupa yaitu Penghargaan Khusus untuk Daerah Teraman. Adapun daerah yang terkategori tidak aman dapat dikenakan punishment agar mereka lebih serius untuk mengatasi isu tersebut di daerahnya.
 
Harapannya, setiap pemerintah daerah tidak hanya fokus untuk meningkatkan Outside Spirit (Kebersihan) kotanya namun yang paling penting dan fundamental adalah peningkatan Inside Spirit-nya (Keamanan).

(Katanya) Gayus Tambunan Tidak Bersalah

Andi Hendra Paluseri
Mahasiswa Magister Ilmu Hukum
Universitas Jayabaya
 
Beberapa pekan lalu saat membahas teori Hukum Murni di kelas, dosen saya memberitahukan bahwa Gayus sebenarnya dijerat dengan pasal Gratifikasi yang akhirnya divonis 7 tahun penjara. Gratifikasi ini merupakan salah satu kategori dari korupsi.
 
Kemudian beberapa teman pengacara dan salah seorang pegawai BPK yang akhirnya memilih keluar dari instansi tersebut memberitahukan bahwa sebenarnya apa yang dilakukan oleh Gayus Tambunan tidak melanggar apapun. Saya begitu tertarik dengan pernyataan teman-teman tersebut. Kemudian mereka memberitahukan kronologis peristiwa yang dialami oleh Gayus Tambunan sebagai berikut:
Sebuah perusahaan ternama asumsikan saja perusahaan “X” keberatan dengan penilaian pajak yang dilakukan oleh salah satu KPP terhadap perusahaan tersebut. Kesalahan penilaian ini dihitung mencapai 1.7 Trilyun.
 
Nah, perusahaan tersebut tidak mengetahui tata cara untuk mengajukan keberatan atas kesalahan perhitungan yang dilakukan oleh KPP tersebut (menurut saya bila memang ini kesalahan KPP, sepertinya Departemen Keuangan perlu melakukan pelatihan dasar perhitungan pajak bagi semua pekerjanya. 1.7 Trilyun itu bukan angka yang kecil)
 
Kemudian muncullah Gayus Tambunan. Sdr Gayus Tambunan menjadi advisor (semacam konsultan) yang memberitahukan prosedur banding terkait kesalahan perhitungan pajak tersebut. Adapun yang membawa perkara tersebut ke pengadilan banding adalah kuasa hukum perusahaan yang dimaksud. Dengan catatan, Sdr Gayus Tambunan mendapatkan komisi 20% dari nilai yang diperkarakan bila banding tersebut menang. Ternyata menang!. Nah 20% dari 1.7T itu adalah sekitar 340 milyar. Itulah komisi untuk Gayus Tambunan setelah banding tersebut berhasil.
 
Sebenarnya yang menjadi sorotan utama di masyarakat adalah mengapa Gayus Tambunan yang masih golongan 3 dengan gaji dan remunerasi yah sekitar 10 jutaan sudah dapat memiliki harta ratusan milyar rupiah. Kalau memang benar hartanya berasal dari komisi atas suksesnya Banding perkara pajak sebenarnya cukup masuk akal.
 
Akan tetapi ada beberapa hal yang menurut saya masih janggal dari penjelasan tersebut:
1. Apakah benar para akuntan-akuntan di perusahaan ‘X’ tidak mengetahui prosedur untuk Banding terkait keberatan perhitungan pajak oleh Kementrian Keuangan? Bukankah harusnya prosedur Banding tersebut dapat diketahui secara mudah dan transparan tanpa harus memberikan komisi sekitar 20% terhadap orang lain hanya untuk menginformasikan prosedurnya.
2. Apakah para petugas KPP di Indonesia memang sering asal-asalan dalam menghitung kewajiban pajak orang/badan hukum di Indonesia?. Bila memang sepertinya perlu dilakukan perbaikan sistem untuk meminimalisir hal tersebut.
 
Bila memang benar Gayus Tambunan mendapatkan uang dari komisi atas bantuannya sebagai advisor, menurut saya tidaklah salah bila dia dibebaskan karena terkategori gratifikasi-pun seharusnya tidak.

Gembel Juga Manusia

Andi Hendra Paluseri
Mahasiswa Magister Ilmu Hukum
Universitas Jayabaya
 
Sore tadi (18/5) sehabis pelaksanaan seminar Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional, seperti biasa saya menggunakan Busway sebagai moda transportasi untuk kembali ke rumah. Halte Pramuka menjadi tempat transit yang harus saya lalui.
 
Tak jauh dari tempat tersebut, saya melihat sepasang manusia yang mulai berkelahi (pria dan wanita) sementara teman-teman yang lainnya hanya melihat. Wanita tersebut mulai menjambak si pria dan si pria membalas dengan meninju perut wanita tersebut.
 
Kejadian tersebut menjadi tontonan banyak penumpang busway termasuk petugas TransJakarta. Hanya menjadi tontonan tanpa berinisiatif untuk memisahkan mereka.
 
Saya mulai memberanikan diri untuk meminta kepada beberapa petugas TransJakarta yang saat itu berada sangat dekat dengan perkelahian tersebut untuk segera memisahkan mereka. Namun entah dinyana jawabannya adalah “Itu para gembel, udah biasa”
 
Masya Allah! Apa kalau para gembel pukul-pukulan lalu bunuh-bunuhan lalu kita sebagai orang yang diberi tanggung jawab lebih oleh Allah, hanya membiarkan saja sampai hal tersebut terjadi? Apa kita tidak dimintai pertanggungjawaban terkait ketidakacuhan kita?.
 
Mereka memang gembel, tapi mereka memiliki hak untuk hidup. Hidup dengan aman tentunya. Jakarta yang merupakan kota modern dengan seribu satu isu dan karakter seharusnya menjadi mercusuar bagi kota-kota lain dalam penanganan isu tunawisma ini.
 
Apabila mereka dibiarkan begitu saja tanpa adanya penanganan, tinggal menungggu waktu bahwa bad multiplier effect terhadap warga Jakarta lain akan terjadi.

Penting: Pengalaman Medical Check-Up

Andi Hendra Paluseri

Hari ini saya baru saja menjalani suatu proses pengecekan kesehatan secara menyeluruh yang biasa disebut Medical Check-up di rumah sakit Borromeus Bandung. Adapun kegiatan ini dilakukan sebagai proses terakhir dalam tahap penandatanganan kontrak kerja di PT. Freeport Indonesia. Sebelumnya sudah dilakukan tes administrasi, psikotest, bahasa inggris hingga interview with user.

Nah, meskipun offering contractnya sudah dibacakan, bisa saja kontrak tersebut dibatalkan bila ternyata hasil kesehatan saya tidak begitu baik. Dan ini pada kenyataannya sering terjadi, contohnya saja kasus seorang teman di tahun lalu yang tidak lulus seleksi terakhir PLN karena masalah kesehatannya yaitu tingkat kolesterol dalam tubuhnya berlebih.

Saya datang ke rumah sakit tersebut pukul 8 tepat dan pemeriksaannyapun langsung dilakukan. Namun sebelum itu, saya harus mengisi form-form administrasi yang telah pihak perusahaan sediakan. agak lama dan cukup terkejut karena di lembaran terakhir juga harus menandatangani surat pernyataan kesediaan pemeriksaan HIV/AIDS.

Setelah prosedur administrasi dijalani, tibalah saya harus mengikuti serangkaian medical check-up yang telah ditetapkan :
1. Pengukuran berat dan tinggi badan
Hasilnya berat saya 55 dengan tinggi 168,5. Agak sedikit aneh, kok saya merasa tambah pendek yah?. Bukankah kemarin hasilnya nyampe 169.5. Ah tapi sudahlah cuma 1 cm doang. Namun yang paling menyakitkan ketika si ibu dokter bilang saya terlalu kurus. Aduh, Ibu! kayak gak tau mahasiswa aja.

2. Test Urine
Sebelumnya saya diwajibkan untuk tidak makan selama 12 jam sebelum test dilakukan. Yang diperbolehkan hanya meminum air putih. Nah, ternyata urine yang saya hasilkan berbentuk bening. Karena penasaran akhirnya saya tanyakan ke dokter apakah urine bening yang sedikit kuning itu berbahaya atau tidak. Ternyata tidak, alhamdulillah. Urine bening ataupun kuning disebabkan dari apa yang kita minum, kalau kopi atau teh biasanya kuning namun kalau air bening, biasanya urinenya bening. Ah, untungnya tidak ada tes feses juga. Kalau ada sepertinya akan sedikit berabe, karena saya agak diare tadi pagi. Hehe… , oiya tujuan dari test ini adalah untuk melihat fungsi ginjal masih baik atau tidak, juga untuk melihat penyakit2 lain seperti hepatitis.

3. Test Darah
Tes yang satu ini agak menakutkan, soalnya sudah hampir berapa tahun saya tidak pernah disentuh oleh jarum suntik. Auww, auww, auww!. Tapi, pasrah sepertinya adalah hal terbaik yang harus saya lakukan. Akhirnya jarum runcing itupun menusuk kulit saya yang mulus. Ah, ternyata tidak sakit! perlahan-lahan sang perawat mengganti botol darah yang sudah terisi penuh. Sampai 3 botol Saudara.. Saudara!!. Wah, saya tidak tahu untuk apa 3 botol darah tersebut, mungkin yang pertama untuk test kandungan darahnya, kedua untuk tes HIV-nya yang ketiga untuk didonorkan (Insya Allah berkah deh :P ).
4. Test Paru-paru

Nah, di test ini saya diharuskan untuk meniup suatu alat yang berfungsi untuk mengukur kekuatan tiupan udara yang merepresentasikan kekekuatan paru-paru kita. SAYA MENGULANGNYA SAMPAI BELASAN KALI dan hasilnya tetap saja rendah cuma 68 dari rata-rata 80. Wuahhhh, paru-paru saya agak kurang normal ini. Mamaaaaaaa………… Perjuangan yang sangat panjangpun dilakukan, beberapa jam kemudian setelah test yang terakhir, saya membujuk-bujuk bu dokter untuk diijinkan mengulang kembali test paru-paru ini dan alhamdulillah hasilnya 71. Biasanya kalau sudah 70-an, PTFI sudah bisa menerima hasil tes kesehatan tanpa harus diulang. Nah! saran bagi para pembaca, sebelum medical check-up untuk masuk di perusahaan apapun, berhentilah merokok. Yah barang seminggu, dua minggu sebelum medical check-up ini dilakukan. Agar hasil tiupan anda lebih kencang. Oiya, buat yang bukan perokok (seperti saya) hindari berdekatan dengan perokok aktif karena akan turut mempengaruhi kekuatan paru-paru anda. nah, nasehat saya lagi adalah jangan lupa berolahraga terutama menjelang medical check up ini dilakukan.

5. Test Rontgen
Di test ini, tubuh bagian dalam kita akan dilihat dengan menggunakan sinar rontgen. Saya disuruh telanjang dada lalu menghadap dan mendekatkan tubuh ke alat tersebut. Saat akan dirontgen, saya harus menarik nafas dan menahannya. Lalu difotolah. Hasilnya ada semacam bulatan di perut sebelah kanan saya, apakah itu? dan perawatnyapun tidak mau memberitahukan artinya kepada saya. Yah berdoa saja hasil rontgen kali ini baik. Dan semoga bulatan itu bukan merupakan rahim yang ada pada diri saya hehe :P .

6. Test Mata/Penglihatan
Di test ini, saya dijejali dengan test-test penglihatan dimulai dari mata kanan dan mata kiri. Dari hasil yang saya berikan, sepertinya ada sedikit kesalahan di mata kiri saya. Yah sudahlah, kecil juga. Lalu, masih di test mata, saya ditunjukkan angka-angka yang dirangkai dari beberapa warna. Yah, benar! ini adalah test buta warna.
7. Pengukuran Tekanan darah
Hasilnya cukup baik, kalau tidak salah 110/80. Kata dokternya sih cukup baik untuk seumuran saya.

8. Test Hidung/Penciuman
Si ibu perawat menyuruh saya menutup mata dan menyuruh saya untuk menebaknya. Nah, untuk barang yang pertama adalah benda yang sering saya cium. Tapi kok agak lupa namanya apa yah. Saya tebak lem, si ibu perawat bilang salah. Dikasih klu, kalau itu adalah barang yang sering di rumah sakit. Saya juga tidak punya ide karena lem juga sering ada di rumah sakit. Oh, tak dinyana ternyata benda tersebut adalah alkohol. Hush!. Nah, benda yang kedua saya berhasil menebaknya dengan baik. Benda tersebut adalah kopi.
9. Test Umum
Disini sang dokter menyuruh saya berbaring di tempat pembaringan eh salah di tempat tidur ding :P . Beliau memeriksa hidung, telinga dan mulut saya. Wah, ketahuan deh kalau gigi saya ada yang rusak 1 buah. Kemudian si Ibu menuju ke bagian bawah tubuh saya, agak ke tengah. Sambil menekan-nekan perut saya, beliau menanyakan apakah ada riwayat asma pada diri saya. Dengan lantang dan tegas bergaya sersan dua saya katakan TIDAK ADA BU!. Hehe… Lalu ada test yang lebih unik lagi masih di test umum ini, si Ibu menyuruh saya untuk membuka celana. Aduh, malu ibu!. Dengan patuh saya buka celana saya dan ibu itupun shock bukan main, karena ternyata dia hanya menyuruh untuk membuka celana sampai bokong bukan seutuhnya, untung celana dalam masih melekat di tubuh saya :P . Sambil bergolek ke samping, saya merasakan ada sentuhan jari yang masuk ke anus saya. Haduh, geli bukan main. Setelah selesai, sang dokter memberitahukan bahwa itu untuk mengetes apakah saya ambeien atau tidak.

10. Test Telinga/Pendengaran
Di test ini, saya diberikan earphone dan tombol yang berbentuk mikrofon tapi untuk ditekan. Saya kira, perawat tersebut berkeinginan untuk mendengarkan suara saya yang indah dan merdu ini. Ternyata tombol tersebut digunakan sebagai tanda bahwa saya mendengar suara yang keluar dari earphone.

Ok, 10 test diatas adalah test yang saya lakukan selama medical check-up sebagai kelengkapan sebelum ke Tembagapura juli ini. Bagaimana? sangat komplit kan? yah, itung-itung pengecekan kesehatan gratis yang pertama kali saya lakukan secara lengkap seperti ini.

Konsultasi Penyakit Cantengan (PARONYCHIA) : Luka/bengkak pada Jempol Kaki

Andi Hendra Paluseri

Tulisan kali ini bukan untuk mengingatkan saya bahwa cantengan sudah saya derita sejak sepuluh tahun yang lalu :P . Namun menyebarkan informasi baru yang saya dapatkan ketika konsultasi dengan dokter di klinik Bumi Medika Ganesha (klinik PTN di Bandung). Ceritanya, saat itu saya berobat lalu menceritakan keluhan penyakit yang saya rasakan. Mulai dari alergi, flu, TA (hehe.. tugas akhir mah bukan penyakit atuh.. -_-) dan cantengan.
 
Kemudian sang dokterpun menyuruh saya berbaring di tempat tidur,lalu menyuruh perawat muda untuk melihat kondisi kaki saya yaitu pada bagian jempolnya. Agak takut ketika akan dipegang namun karena perawat tersebut sepertinya berhati baik jadi saya ikhlaskan untuk diteliti dengan seksama haha… Sambil menceritakan tentang penyebab terjadinya cantengan ini, perawat tersebutpun menceritakan tentang pengalamannya yang juga pernah mengalami cantengan ini (weleh..weleh, Curcol pula si perawat).
Ilustrasi Cantengan

Perawat tersebut mengatakan kalau kebanyakan pasien cantengan asalnya karena memotong kuku terlalu pendek. Nah, untuk kuku jempol kaki sebaiknya dibiarkan sedang-sedang saja, tidak panjang juga tidak terlalu pendek. Karena memotong terlalu pendek tersebut apalagi memotongnya tidak rata/melengkung/runcing, potensi infeksi pada kulit jempol kaki sangatlah besar. Saat kita memotongnya terlalu pendek lalu memakai sepatu yang ketat, hal ini membuat kulit/daging jempol akan tertekan, sehingga struktur/bentuk daging jempol kaki tersebut akan berubah.
 
Nah, ketika kuku sudah mulai memanjang, di bagian paling ujung akan mulai menusuk daging/kulit yang berubah tersebut. Sehingga terjadilah cantengan ini/infeksi yang disebabkan menusuknya kuku ke kulit/daging.

Kemudian tak lupa perawat MUDA tersebut memberikan tips kesehatan buat saya.
  1. Potong kuku dengan bentuk rata, jangan melengkung lagi. Hal ini berarti, saya dan kita harus membuang pemotong kuku yang bentuknya melengkung karena seharusnya yang dipakai adalah yang bentuknya rata.
  2. Gunakan sepatu yang longgar, jangan suka memakai yang ketat karena selain berbahaya buat kaki juga membuat potensi infeksi cantengan ini muncul
  3. Kuku kaki termasuk jenis kuku keras, jadi kalau mau memotong rendam dengan air hangat tambahkan garam (tambahkan bawang bombay 3 siung dan cuka secukupnya lalu sajikan) lalu ketika sudah melunak kukunya, silahkan dipotong dengan catatan tidak boleh terlalu pendek
  4. Hindarkan dari pengaruh kotoran seperti debu, kerikil, batu dan lain-lain :P
Yah, kalau mau sembuh total harus diadakan cabut kuku (extractie) bisa keseluruhan bisa sebagian. Teman saya yang menderita cantengan ini baru saja melakukan extractie tersebut, sehingga hidupnya kedepan bisa agak melegakan. Kini giliran saya yang mungkin harus mencoba extractie. Selamat mencoba tips-tips tersebut
 
Sebelum pulang, sang dokter memberikan petuah kepada saya.
“dek, kita harus seperti para selebritis juga dong, mereka merawat kaki untuk penampilan, kita juga harus merawat kaki untuk kehidupan”
-Terima Kasih Bu Dokter dan Mbak Perawat-

Ide : Tap Kartu Debit di Taxi

Andi Hendra Paluseri

Kenyamanan menjadi salah satu hal utama yang membedakan taxi dengan moda transportasi yang lain. Nah guna meningkatkan kenyamanan tersebut, saya ingin mengusulkan sebuah ide. Idenya adalah dengan penambahan fasilitas Tapping kartu debit di setiap taxi.

Ide ini muncul ketika saya menggunakan taxi dan pada saat membayar taxi tersebut uang yang saya gunakan untuk membayarnya adalah uang besar. Namun karena supirnya tidak memiliki uang kecil untuk kembalian, terpaksa saya harus merelakan uang tersebut.

Nah dengan penambahan fasilitas tapping kartu debit ini, penumpang tidak perlu susah-susah untuk mencari uang di kantong untuk membayar taxi dan Pak Supir-pun tidak perlu bersusah payah mempersiapkan uang kembalian dalam jumlah banyak. Sehingga saat penumpang telah mencapai tujuannya, yang perlu dilakukan tinggal men-tap kartu debit yang dia miliki ke mesin tapping di dalam taxi tersebut.

Hal ini persis seperti fasilitas tapping yang ada di mesin Timezone, E-toll, ataupun di Busway. Akhirnya Bye-bye Bayar Taxi Ribet.

Sharing Taxi

Andi Hendra Paluseri

Taxi menjadi salah satu moda transportasi utama di berbagai kota besar saat ini. Selain karena relatif aman & nyaman,  banyak orang yang memilih menggunakannya karena terkesan bonafide dibandingkan menggunakan moda transportasi yang lain. Dan yang paling penting adalah gak pake ngetem.

Namun Kenaikan BBM yang terjadi beberapa bulan lalu berimbas terhadap jumlah pengguna taksi karena menyebabkan kenaikan tarif yang cukup besar yaitu 20% dari tarif semula. Berikut harga kenaikan biaya taxi (di Jakarta):
- Bluebird
a)Argo Pertama : 7.000 (naik dari sebelumnya 6.000)
b)Tarif Berikutnya : 3.600/km (naik dari sebelumnya 3.000/km)
- Non-Bluebird
a)Argo Pertama : 6.000 (naik dari sebelumnya 5.000)
b)Tarif Berikutnya : 3.000/km (naik dari sebelumnya 2.500/km)

Untuk mengatasi pembengkakan budget transportasi, banyak pekerja yang akhirnya memilih solusi SHARING TAXI dimana tiap penumpang melakukan urunan yang proporsional berdasarkan jaraknya masing-masing. Biasanya mereka yang melakukan sharing taxi adalah yang tujuannya searah misal arah Sudirman-Thamrin dsb.

Ternyata selain menghemat biaya transportasi, sharing taxi ini banyak manfaatnya lho yaitu:
a) Tidak terkendala di zona three in one
b) Mengurangi kemacetan, bila biasanya satu taxi dinaiki oleh satu penumpang tentu jumlah taxi yang bersliweran akan lebih banyak.
c) Meningkatkan keamanan teman terutama teman wanita yang ikut sharing taxi tersebut.
dll

Sebuah taxi akan nyaman dinaiki sampai dengan berjumlah 5 orang dewasa (termasuk supir). Bila lebih dari itu, disarankan untuk melakukan sharing taxi dengan teman yang lain saja karena akan mengganggu kenyamanan anda.

Senin, 23 September 2013

Petunjuk Melaksanakan Teleconference

Andi Hendra Paluseri
 
Setelah beberapa kali mengadakan rapat yang menggunakan metode teleconference, beberapa teman menghubungi saya karena ingin melaksanakan hal serupa. Oleh karena itu, saya rasa akan lebih baik bila petunjuk pelaksanaannya dibuat secara tertulis.
 
1) Tekan kode negara dimana moderator meeting berada
Bila Indonesia, tekan 001 803 017 8623
 
2) Setelah terhubung, kita akan diminta untuk menekan id number yang diakhiri dengan tanda # [misal 0123456 #]
Dalam tahap ini kita sudah dapat langsung terlibat dalam Teleconference apabila kita bukan sebagai moderator
 
3) Namun apabila Anda juga terlibat sebagai moderator, kita akan diminta untuk:
a. menekan kode password yang juga diakhiri dengan tanda # [ misal 1234# ]
b. selanjutnya menekan 1 dan diakhiri tanda *
 
Nah, sekarang teleconference sudah dapat dilakukan. Oiya jangan lupa memperkenalkan diri dulu yah sebelum meeting dimulai.
 
Bila memang alat teleconference-nya tidak berfungsi, tidaklah salah bila mencoba menggunakan fasilitas skype saja

Belajar dari Bunga Kartu Kredit

Andi Hendra Paluseri
 
Beberapa waktu yang lalu, saya menggunakan kartu kredit untuk beberapa hal dalam jumlah yang cukup besar. Karena saat itu prioritas keuangan tidak untuk membayar semua tagihan kartu kredit, maka saya sisahkan tagihan 11 juta dalam keadaan tidak dibayar.
 
Berdasarkan info yang saya baca di buku petunjuk kartu kredit tersebut, bunga yang akan dikenakan hanya sekitar 2.85%. Berarti bila tagihan 11 juta tidak dibayarkan, saya kira paling dendanya hanya 300 ribu.
 
Tibalah saatnya tagihan bulan berikutnya keluar. Astaga, ternyata bunga yang dikenakan jauh lebih besar dibandingkan perkiraan saya sebelumnya. Bunganya sekitar 864rb. Dengan segera saya mengkonfirmasi hal ini ke pihak kartu kredit. Akhirnya saya baru tahu, ternyata bunga keterlambatan itu dihitung dari TANGGAL TRANSAKSI bukan TANGGAL JATUH TEMPO.
 
Dari pengalaman ini, pelajaran penting yang dapat saya ambil adalah jangan pernah melakukan pembayaran tagihan kartu kredit setelah tanggal jatuh tempo. Sedetikpun kita terlambat, bunga keterlambatan akan mulai dihitung bukan dari tanggal jatuh tempo tersebut namun dari tanggal transaksi yang telah kita lakukan

How To Deal With Our Boss

Andi Hendra Paluseri
 
Pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi tentang ilmu yang baru saya dapatkan tentang how to deal with the top/boss khususnya mengenai bagaimana menyampaikan ide. Jadi, prinsip yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
 
1. Understanding the Situation/Problem/Challenge
Hal yang pertama kita lakukan sebelum menyampaikan ide adalah memahami situasi/kondisi atau masalah yang sedang terjadi. Contohnya: pembahasan skema bisnis sebuah proyek terkendala, mengapa terkendala? karena ada beberapa isu yang belum bisa disepakati bersama. Nah, isu-isu tersebut harus kita mengerti sebelum melangkah ke tindak lanjut berikutnya.
 
2. Identifying Options
Dengan mengerti secara utuh tentang situasi/masalah yang terjadi, kita coba menyusun opsi-opsi/alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Contohnya terkait kasus tadi, opsi yang dapat digunakan adalah:
a) membentuk tim bersama untuk menyelesaikan dalam waktu yang bersamaan
b) menyusun bentuk skema bisnis yang baru, dll.
 
3. Propose Simple Solutions
Dari opsi-opsi yang kita buat tadi, pilihlah solusi yang paling baik dan BENAR. Saat maju ke pimpinan, kita sudah dibekali dengan Background, objective, content dan yang paling penting adalah benefit dengan menggunakan solusi tersebut.
 
4. Knowing Personality Style
Apakah bila solusi kita baik dan BENAR, akan langsung diterima oleh Bos kita? hmmm Bisa Jadi (#eatbulagamode). Tapi banyak juga solusi yang baik dan BENAR namun ditolak mentah-mentah oleh para Bos, alasannya adalah karena cara kita menyampaikannya. Nah, untuk menghindari itu terjadi adalah dengan “membaca” personality si Bos yang bersangkutan. Dengan parameter berikut, kita bisa mengetahui personality si bos ybs (Personality itu bawaan orok, jadi tidak akan berubah. Bila terjadi perubahan yang sangat bertolak belakang pada diri seseorang, biasanya orang tersebut sedang mengalami konflik batin).

a) Koleris (RED) = Kompetitif, Memaksa, Determinasi, Berkemauan, Bertujuan
Contoh pemimpin di Indonesia adalah Pak Jusuf Kalla
b) Sanguinis (YELLOW) = Bersahabat, Dinamis, Demonstratif, Antusias, Persuasif
Contoh pemimpin di Indonesia adalah Pak Soekarno
c) Plegmatis (GREEN) = Care, Menyemangati, Share, Sabar, Rileks
Contoh pemimpin di Indonesia adalah Pak Budiono
d) Melankolis (BIRU) = Hati-hati, Persis, Terencana, Bertanya, Formal
Contoh Pemimpin di Indonesia adalah Pak SBY
Semua personality memiliki bakat menjadi pemimpin, namun orang-orang plegmatis cenderung relatif jarang menjadi figur pemimpin tertinggi.
 
5. Adapt/customize approach based on Personality Style
Setelah kita mengetahui personality si bos yang bersangkutan, maka langkah selanjutnya adalah menggunakan pendekatan yang tepat berdasarkan personality tersebut. Jangan sampai ketika bertemu bos yang sanguin, kita cenderung kaku dan formal ataupun sebaliknya ketika berhadapan dengan bos yang melankolis, kita malah terkesan informal. Pendekatan yang benar adalah sebagai berikut:

a) Koleris (RED) = Langsung & to the point, Fokus pada hasil dan tujuan, Be brief & be bright dan be gone.
b) Sanguinis (YELLOW) = Bersahabat, Menyenangkan dan mengasyikan serta Terbuka & flexible.
c) Plegmatis (GREEN) = Sabar dan suportif, Agak lambat & mengikuti irama beliau, Meminta opini beliau & beri waktu untuk menjawab
d) Melankolis (BIRU) = Siap secara menyeluruh, Tertulis dan Biarkan memeriksa secara detail.
 
Ok, sekarang kita sudah mulai mengerti kan bagaimana berhubungan dengan pimpinan kita terutama saat kita ingin menyampaikan sebuah ide. Bila ini sudah terinternalisasi dalam diri kita masing-masing, Insya Allah akan menjadi budaya yang tumbuh dan berkembang serta bermanfaat bagi perusahaan.